Copyright © Atiyya Inayatillah
Design by Dzignine

Copas dari Blog Suami: SoftTraveling with Baby #-2 (Rimba Papua Hotel)


Angka "-2" pada judul artikel menunjukkan bahwa certita ini dilakukan sebelum D-Day atau saat kelahiran Syaathir. Semoga kelak ia terinspirasi dan melanjutkan petualangan yang lebih besar. Karena sejak di dalam kandungan pun ia sudah melancong kesana kemari.



Menjelang migrasi Mama & Syaathir ke Lombok, kami merencanakan liburan singkat di salah satu kabupaten dengan PAD tersbesar di Indonesia. Pilihan tersebut sebenarnya karena keterpaksaan. Kami masih "mencangkul" di tanah itu dan keterbatasan waktu. Alhasil liburan singkat di Timika - Rimba Papua Hotel menjadi pelipur lara, meskipun tidak bisa dimungkiri bahwa nyaris semua biayanya gratis :).

Mama terpaksa harus check in terlebih dahulu karena ia sudah berada di Timika, sedangkan aku masih terjebak cuaca buruk di Tembagapura sehingga harus naik bus untuk turun gunung. Rupanya untuk wanita hamil semuanya serba mudah. Sejak dari bandara hingga hotel urusan administrasinya selalu lancar dengan banyak orang yang membantu. Saat check in di hotel pun tak ada kesulitan berarti, dengan fotokopi id card-ku dan beresnya proses booking melalui email petugas hotel pun tanpa banyak cakap sudah langsung mengantarkan Mama ke kamar kelas hospitality, yang tentu saja gratis. Uniknya meskipun di email aku hanya menyatakan family visit bersama istri namun sepertinya sudah ada defaulttambahan extra bed bagi tujuan tersebut.

Sebenarnya liburan ini lebih banyak kami nikmati di hotel sebagai bagian dari honeymoon part kesekian. Menurut saya (entah bagaimana menurut rekan-rekan lain yang sudah sering kesini) hotel ini memiliki keistimewaan dan keunikan yang membuatnya memberikan sensasi berbeda sejak awal menginjakkan kaki di Lobi. Sudah berulang kali aku menginap di tempat ini. Tapi rasanya keunggulan hotel ini baru bisa benar-benar kurasakan ketika membawa keluarga.

Dari luar struktur dan layout utama hotel ini menyerupai Sheraton Lombok (kan induk awalnya sama), meskipun banyak detailnya sangat berbeda. Nuansa Papua sudah tersaji di pintu masuk dengan sambutan patung khas suku Kamoro. Lobi hotel adalah salah satu titik penting dari kekuatan arsitektur hotel. Rangka kayu berpadu dengan panel-panel kayu nampak indah menjadi kubahnya. Hotel ini menempati sebidang tanah yang sangat luas di tepi hutan dataran rendah Timika. Jika bukan di papua, penataan layout gedung sungguh boros. Namun inilah kelebiha Rimba Papua. Secara umum untuk gedung kamar terbagi menjadi bangunan panjang berbentuk T, dengan masing-masing sisi memiliki keleluasanview hutan sesungguhnya di sebelah kanan dan kiri. Untuk fasilitas keunggulannya adalah taman yang didesain alami dan taman tropis di sekeliling gedung. Bagi pecinta serangga di taman inilah banyak kita jumpai spesies khas Papua. Fasilitas lain computer room, gym, dan convention hall terlihat lebih menarik dibandingkan hotel lain yang pernah aku kunjungi karena konsep semioutdoor-nya. Untuk restoran catatan utamaku juga masih berkutat di arsitektur, konsep tradisional, dan view leluasa ke taman dan hutan. Dari sisi makanan relatif standard untuk kelas hotel ini, meskipun bagiku ada sedikit *** expectationkarena pengelola restorannya sama dengan pengelola catering perusahaan. Dari sisi fasilitas kamar relatif standar hotel berbintang 4 lainnya meskipun balkon danview ke hutan adalah jaminan kenyamanan.

Di sela-sela honeymoon ini kami menyempatkan berburu berbagai koleksi oleh-oleh tradisional khas Papua sambil menyusuri kota Timika dan mencoba beberapa kuliner setempat.


-Hz-
Mei 2012

Selamat datang di Rimba Papua
Buah Merah ada di depan hotel
Lobi hotel dengan nuansa kayu
Laptop masih belum bisa dihindari
Menikmati taman dan memandan hutan dari balkon
Karya seni suku Amungme tersebar di berbagai titik
Kupu-kupu di samping kamar kami